Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Pertama, kami tidak mengatahui adanya doa atau bacaan khusus yang dianjurkan untuk dibaca oleh ibu hamil untuk kebaikan janinnya. Ada beberapa situs di indonesia yang menyebutkan rentetan doa ibu hamil untuk janinnya, namun sayang 100% tidak menyebutkan subernya. Lebih dari itu, dilihat dari susunan kalimat dalam doa yang disebutkan, dapat disimpulkan bahwa doa itu murni buatan mereka. Ibarat orang meramu kata-kata dengan comot-comot ayat, kemudian digabungkan menjadi satu paket doa.
Jika ini diyakini sebagai ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, jelas tindakan yang tidak benar.
Kedua, berdasarkan penelitian medis, dinyatakan janin bisa merespon suara luar. Dalam forum konsultasi consult.islamweb.net/, dr. Raghdah Ukkasyah menjelaskan bahwa indera pendengaran janin telah tumbuh dengan baik. Dia bisa membedakan suara, reaksi, dan gerakan yang diberikan kepadanya. Karena itulah, banyak dokter yang memotivasi para ibu untuk banyak berinteraksi dengan janinnya di masa kehamilan, baik dengan memberikan suara musik, lagu-lagu, sampai dibacakan cerita.
Lebih lanjut, dr. Raghdah Ukkasyah menyarankan, jika kedokteran sekuler mengajak para ibu untuk memperdengarkan musik dan lagu untuk janinnya, kedokteran muslim menghimbau agar janin lebih sering diperdengarkan kalam Allah. Dan adakah suara yang lebih mulia dibandingkan firman Allah? Bahkan dengan diperdengarkan firman Allah, akan ada banyak manfaat untuk janin yang bisa didapatkan, dengan izin Allah.
Seorang dokter yang bernama Raghdah Ukkasyah juga menyarankan, para ibu hamil bisa memutar mp3 atau sejenisnya dan didekatkan ke perut selama 20 – 30 menit setiap hari. Mungkin juga bagi ibu dan bapaknya untuk membaca Alquran di dekat janin dengan suara khusyu, sehingga diharapkan, sang janin sudah bisa mengenali suara orang tuanya dan terbiasa mendengarkan firman Allah.
Ketiga, Allah menyebut ibu hamil dan melahirkan dalam kondisi susah payah
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا
“Aku perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).” (QS. Al-Ahqaf: 15)
Dan salah satu doa yang mustajab adalah doa yang dilakukan ketika dalam kondisi kepayahan. Susah bergerak, sering merasa sakit, perasaan tidak stabil, dst. Semua ini mendukung doa ibu hamil semakin mustajab. Karena itu, jadikan kesempatan ini untuk banyak memohon kebaikan kepada Allah. Kebaikan untuk bayi yang dikandungnya, kebaikan untuk masa depannya, kebaikan untuk keluarga semuanya.
Karena tidak ada doa khusus dalam hal ini, maka doa yang dibaca bisa dengan bahasa sendiri. Atau bisa juga mengambil dari Alquran. Misalnya membaca,
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqa: 74)
Allahu a’lam.
Pertama, kami tidak mengatahui adanya doa atau bacaan khusus yang dianjurkan untuk dibaca oleh ibu hamil untuk kebaikan janinnya. Ada beberapa situs di indonesia yang menyebutkan rentetan doa ibu hamil untuk janinnya, namun sayang 100% tidak menyebutkan subernya. Lebih dari itu, dilihat dari susunan kalimat dalam doa yang disebutkan, dapat disimpulkan bahwa doa itu murni buatan mereka. Ibarat orang meramu kata-kata dengan comot-comot ayat, kemudian digabungkan menjadi satu paket doa.
Jika ini diyakini sebagai ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, jelas tindakan yang tidak benar.
Kedua, berdasarkan penelitian medis, dinyatakan janin bisa merespon suara luar. Dalam forum konsultasi consult.islamweb.net/, dr. Raghdah Ukkasyah menjelaskan bahwa indera pendengaran janin telah tumbuh dengan baik. Dia bisa membedakan suara, reaksi, dan gerakan yang diberikan kepadanya. Karena itulah, banyak dokter yang memotivasi para ibu untuk banyak berinteraksi dengan janinnya di masa kehamilan, baik dengan memberikan suara musik, lagu-lagu, sampai dibacakan cerita.
Lebih lanjut, dr. Raghdah Ukkasyah menyarankan, jika kedokteran sekuler mengajak para ibu untuk memperdengarkan musik dan lagu untuk janinnya, kedokteran muslim menghimbau agar janin lebih sering diperdengarkan kalam Allah. Dan adakah suara yang lebih mulia dibandingkan firman Allah? Bahkan dengan diperdengarkan firman Allah, akan ada banyak manfaat untuk janin yang bisa didapatkan, dengan izin Allah.
Seorang dokter yang bernama Raghdah Ukkasyah juga menyarankan, para ibu hamil bisa memutar mp3 atau sejenisnya dan didekatkan ke perut selama 20 – 30 menit setiap hari. Mungkin juga bagi ibu dan bapaknya untuk membaca Alquran di dekat janin dengan suara khusyu, sehingga diharapkan, sang janin sudah bisa mengenali suara orang tuanya dan terbiasa mendengarkan firman Allah.
Ketiga, Allah menyebut ibu hamil dan melahirkan dalam kondisi susah payah
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا
“Aku perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).” (QS. Al-Ahqaf: 15)
Dan salah satu doa yang mustajab adalah doa yang dilakukan ketika dalam kondisi kepayahan. Susah bergerak, sering merasa sakit, perasaan tidak stabil, dst. Semua ini mendukung doa ibu hamil semakin mustajab. Karena itu, jadikan kesempatan ini untuk banyak memohon kebaikan kepada Allah. Kebaikan untuk bayi yang dikandungnya, kebaikan untuk masa depannya, kebaikan untuk keluarga semuanya.
Karena tidak ada doa khusus dalam hal ini, maka doa yang dibaca bisa dengan bahasa sendiri. Atau bisa juga mengambil dari Alquran. Misalnya membaca,
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqa: 74)
Allahu a’lam.
0 komentar:
Post a Comment