Turki punya gerbang yang bisa membawa Anda langsung ke
neraka. Peneliti Italia mengumumkan bahwa sebuah gerbang ke neraka telah
terbuka dari reruntuhan di sebelah barat daya Turki. Gerbang yang
disebut Pluto Gate ini ditemukan pada situs purbakala di kota Phrygian,
Hierapolis yang sekarang disebut Pamukkale.
Kata Pluto sendiri berasal dari kata Plutonion dalam bahasa Yunani
atau Plutonium dalam bahasa Latin. Pluto melambangkan gerbang menuju
dunia bawah dalam tradisi dan mitos Greco-Roman.
“Ruangan ini penuh dengan uap berkabut yang padat hingga menghalangi
pandangan. Semua hewan yang melewati uap itu akan langsung mati. Aku
melemparkan burung pipit ke dalamnya dan burung itu langsung mati dan
jatuh,” tulis seorang ahli geografi Yunani Strabo.
Penemuan gerbang neraka ini dilakukan oleh arkeolog Italia di
Istanbul Turki, yaitu tim yang dipimpin oleh Fransesco D’Andria profesor
arkeologi klasik dari University of Salento.
“Kami menemukan Plutonium setelah merekonstruksi rute ke sebuah
sumber air. Ternyata mata air Pamukkale yang mengeluarkan uap putih
berasal dari gua ini,” ungkap D’Andria, seperti dilansir oleh Discovery
News (29/03).
Di dalam gua tersebut peneliti juga menemukan sisa-sisa kuil, kolam
renang, serangkaian prasasti yang didedikasikan untuk para dewa, Pluto
dan Kore. Konon orang-orang hanya diperbolehkan menonton ritual suci
dari jauh karena hanya para tetua keagamaan yang diperbolehkan berdiri
di depan portal.
Beberapa ritual yang dilakukan dalam gua ini adalah dengan membawa
hewan masuk dalam keadaan hidup, kemudian mengeluarkan mereka dalam
keadaan mati. Asap dalam gua tersebut memang sangat mematikan, sehingga
jika terlalu dekat, karbondioksida akan membunuh semua makhluk hidup.
Dulu dipercaya bahwa hanya para kasim Cybele, dewi kesuburan kuno,
yang mampu memasuki gerbang neraka tanpa mengalami luka atau mati.
Mereka menahan napas selama mungkin. Selain bisa menyebabkan kematian,
uap yang muncul dari gua ini bisa menyebabkan halusinasi dalam skala
kecil.
“Ini adalah penemuan yang luar biasa karena menegaskan dan
menjelaskan informasi yang kita dapatkan dari sumber sastra sejarah
kuno,” jelas Alister Filippini, peneliti sejarah Romawi di Universities
of Palermo, Italia.
0 komentar:
Post a Comment